Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal perbedaan Dalvik VM dan Android Runtime (ART)

Mengenal perbedaan Dalvik VM dan Android Runtime (ART)
Nah di postingan kali ini saya akan membahas tentang perbedaan antara ART dan Dalvik VM, ya seperti yang kita tahu bahwa android kitkat memiliki 1 fitur khusus yang tersedia di developer option yang cukup menarik yaitu ART (android run time). nah android runtime ini memang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan dalvik pada android versi yang lama.
Art memiliki beberapa fitur unggulan dibandingkan dengan dalvik vm seperti :
  • Dalam ART runtime memperkenalkan Ahead Of Time Compilation (AOL), yang dapat meningkatkan kinerja aplikasi. ART juga memiliki verifikasi install-time lebih ketat dari Dalvik.
  • Pada waktu menginstal, ART mengkompilasi aplikasi menggunakan alat dex2oat pada ponsel. Utilitas ini menerima file DEX sebagai masukan dan menghasilkan executable aplikasi dikompilasi untuk ponsel target. Utilitas yang harus dapat mengkompilasi semua file DEX valid tanpa kesulitan. Namun, beberapa alat pengolahan pasca menghasilkan file yang tidak valid yang dapat ditoleransi oleh Dalvik tetapi tidak dapat dikompilasi oleh ART.
  • Fitur debugging mempunyai lebih banyak opsi dan dukungan, ART mendukung pilihan debugging baru, khususnya dalam hal yang berhubungan dengan fungsi monitoring aplikasi.
  • Kecepatan boot lebih cepat dari Dalvik karena tidak ada perlu mengolah/mengakses partisi Dalvik seperti dalam kasus ROM odexed di Dalvik.
  • Lebih hemat baterai karena mengurangi kerja CPU karena tidak perlu melakukan (kompilasi) penyusunan saat menjalankan aplikasi.
Nah art yang memiliki kelebihan yang disebutkan diatas juga masih mempunyai kekurangan.Karena ART mengkompilasi aplikasi secara penuh pada saat instalasi, akan membutuhkan lebih banyak ruang sekitar 10-20% daripada Dalvik. Tapi hal ini bukan masalah karena anda bisa menggunakan aplikasi semacam Link2sd untuk memindahkan file aplikasi.

Dan karena ini masih fitur eksperimental, akan ada beberapa aplikasi yang tidak kompatibel dengan ART. Tetapi akan dibuat kompatibel segera dalam update selanjutnya.

Sementara Dalvik VM runtime menggunakan compiler JIT (Just-In-Time) sebagai interpreter Bytecode.
Bingung? Yang dimaksud dengan compiler adalah program atau seperangkat program yang mengubah kode sumber yang ditulis dalam bahasa pemrograman (bahasa sumber) ke dalam bahasa komputer lain dan bytecode atau dikenal juga sebagai p-code (portabel code), adalah bentuk set instruksi yang dirancang untuk meng-eksekusi secara efisien software, sedangkan Interpreter adalah program yang menerjemahkan kode sumber ke dalam komputer/bahasa mesin.
JIT (Just-In-Time) compliation ini menafsirkan bytecode ke dalam bahasa mesin ketika runtime (pada saat aplikasi dijalankan).
Jadi, pada intinya ART melakukan penerjemahan program/aplikasi pada saat program sedang diinstall sehingga dapat memudahkan pengguna jika aplikasi sudah selesai diinstall maka kemungkinan aplikasi itu akan crash kecil namun proses instalasi aplikasi akan cukup memakan waktu yang lama, karena proses kompilasi berlangsung pada saat menginstall aplikasi.
Untuk dalvik VM, melakukan kompilasi program/aplikasi pada saat program sedang dibuka atau dijalankan sehingga dapat memproses instalasi aplikasi lebih cepat, tetapi ada kemungkinan aplikasi tersebut akan crash. Karena pada saat aplikasi dijalankan proses kompilasi pun ikut berjalan di saat yang bersamaan. Jika performa perangkat kita kurang memadai biasanya akan terjadi crash atau hang.

Baca tutorial mengubah Dalvik vm ke Art runtime di Xiaomi Redmi 2.

Posting Komentar untuk "Mengenal perbedaan Dalvik VM dan Android Runtime (ART)"